
Maskapai penerbangan Jetstar Asia dengan kode penerbangan 3K berhenti beroperasi permanen pada Kamis (31/7/2025) mendatang.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada tim Jetstar Asia kami yang luar biasa, yang seharusnya sangat bangga atas dampak yang telah mereka berikan pada penerbangan di kawasan ini selama dua dekade terakhir,” kata CEO Qantas Group Vanessa Hudson dalam situs resmi Qantas, dikutip Kompas.com, Sabtu (14/6/2025).
Sebagai informasi, Jetstar Asia merupakan anak usaha Qantas Group yang melayani penerbangan bertarif rendah di kawasan Asia.
Rute Jetstar Asia yang terdampak
Penutupan Jetstar Asia berdampak pada 16 rute intra-Asia dengan basis Singapura.
Adapun penerbangan Jetstar Airways dan Jetstar Japan ke Asia tetap beroperasi normal. Serta semua layanan penerbangan internasional Jetstar Airways ke dan dari Australia tidak berubah.
Rute Jetstar Asia basis Singapura meliputi kota-kota di Indonesia, Malaysia, Thailand, China, dan Jepang.
Penyebab Jetstar Asia tutup
Reuters menulis, CEO Jetstar Group Stephanie Tully mengungkapkan penyebab Jetstar Asia tutup akibat tingginya biaya operasional di pangkalan Singapura.
Kenaikan biaya operasional meliputi biaya bahan bakar, biaya bandara, biaya penanganan darat, dan biaya keamanan selama dua tahun terakhir.
Bandara Internasional Changi Singapura diketahui terus menaikkan biaya hingga tahun 2030 untuk mendanai investasi dan biaya operasional yang lebih tinggi.
Sebelumnya, Bandara Internasional Changi telah memindahkan operisional Jetstar Asia dari Terminal 1 ke Terminal 4 pada Maret 2023.
Terminal 4 merupakan satu-satunya terminal yang tidak terhubung dengan kereta api ke terminal lainnya. Keputusan ini memicu keberatan dari Jetstar Asia.
“Kami pikir hal itu berdampak pada bisnis,” kata Tully.
Terbaru, pihak Bandara Internasional Changi merilis keterangan yang menyatakan bahwa pihaknya kecewa dengan keputusan Jetstar Asia untuk keluar dari Singapura, tetapi menghormati pertimbangan komersialnya.
Jetstar Asia telah menyumbang sekitar tiga persen dari total lalu lintas penumpang bandara tersibuk keempat di dunia tersebut sepanjang tahun 2024.