
Wajah lelah namun lega tampak jelas dari Sultan Fatoni (43) saat menjejakkan kaki di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
Bersama istri dan anaknya, Sultan adalah satu dari 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Iran.
Enam hari lamanya Sultan menempuh jalur darat dan udara dalam perjalanan yang penuh ketidakpastian.
“Kami sudah dari Kamis perjalanan dari Iran. Jadi sudah enam hari, agak capek,” ujar Sultan saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6/2025).
Sultan dan keluarganya selama ini tinggal di Kota Mashhad, kota di timur Iran yang dikenal religius dan relatif aman dari konflik.
Namun kondisi berubah cepat ketika ketegangan politik meningkat dan serangan udara menggunakan drone mulai menghantui warga.
Salah satunya menargetkan bandara Mashhad, hanya sepuluh menit dari tempat tinggal Sultan.
“Iya, katanya yang diserang kemarin pakai drone itu bandara kota Mashhad sekitar 10 menit dari tempat tinggal saya,” kata Sultan.
Berhari-hari Tempuh Perjalanan Darat
Ketika pemerintah Indonesia membuka jalur evakuasi melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Sultan tidak berpikir dua kali.
Sultan tahu, meskipun kotanya masih relatif aman, situasi bisa berubah kapan saja.
Maka, ia bersama istri dan anaknya menempuh perjalanan darat satu hari penuh dari Mashhad ke Teheran.
Sesampainya di sana, mereka menginap semalam, menunggu WNI lainnya berkumpul.
Namun, perjalanan belum selesai. Keesokan harinya, rombongan harus menempuh perjalanan darat selama 16 jam ke arah utara menuju perbatasan Azerbaijan.
Di titik ini, evakuasi dilanjutkan dengan pesawat dari Kota Baku menuju Indonesia.
Iran sendiri meningkatkan kewaspadaan, dan menyatakan situasi darurat yang berdampak pada pembatasan akses, termasuk jaringan internet.